Opini: Pulang Kampung ke Sinjai? Bawa Perubahan, Jangan Cuma Cinta!
Masseddi.com,Sinjai - Kita lahir di tanah ini, bukan sekedar untuk mengenangnya. Tapi untuk memperjuangkannya, bahkan ketika harapan itu nampak jauh.
Pulang ke kampung halaman sering jadi impian besar bagi anak muda. Namun, ketika pulang, banyak yang merasa terjebak dalam sistem yang tak mendukung ide-ide baru.
Di Sinjai, kultur lama masih mengikat, dan banyak anak muda yang akhirnya memilih untuk tetap merantau, mengubur mimpi mereka di luar daerah.
Sistem yang ada masih terbelenggu pada zona nyaman, birokrasi yang lambat, dan peluang yang terbatas. Anak muda yang kembali sering kali tidak menemukan ruang yang cukup untuk berkembang.
Banyak bisnis yang mencoba bertumbuh justru terhenti di tengah jalan, karena ekosistem yang tidak siap. Modal memang penting, tapi lebih dari itu, yang kita butuhkan adalah iklim yang memungkinkan ide-ide segar tumbuh subur.
Pemerintah daerah kita, mau tidak mau, harus mulai jujur juga. Tidak ada gunanya berbicara soal bonus demografi atau ekonomi kreatif kalau struktur dasar yang dibutuhkan generasi muda belum dibangun.
Anak-anak muda ini bukan butuh janji, mereka butuh panggung, butuh jalan, butuh kemerdekaan untuk mencoba dan gagal.
Reformasi Birokrasi dan Pemerintah yang Lebih Terbuka
Pemerintahan yang baru harus segera menyadari bahwa birokrasi yang berlarut-larut adalah musuh utama dalam membangun daerah.
Di Sinjai, kita sering kali melihat bagaimana proses administratif yang lamban membuat banyak potensi anak muda dan bisnis terhambat. Birokrasi harus dirombak, disederhanakan, dan lebih transparan.
Namun, perubahan birokrasi bukan hanya soal menyederhanakan prosedur. Lebih dari itu, dibutuhkan kepemimpinan yang berani untuk membuka ruang bagi inovasi dan ide-ide baru.
Pemerintah yang terbuka terhadap kritik dan masukan akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan masyarakat dan menciptakan peluang bagi wirausaha lokal.
Birokrasi yang hanya melayani dirinya sendiri bukanlah birokrasi yang melayani rakyat. Pemerintah Sinjai harus berani membuka ruang yang lebih besar bagi inovasi, serta memudahkan prosedur bagi anak muda dan pelaku usaha yang ingin berkontribusi pada pembangunan.
Membangun Kepemimpinan yang Kolaboratif
Kepemimpinan yang kuat memang penting, tetapi kepemimpinan yang kolaboratif jauh lebih penting untuk Sinjai ke depan. Tidak cukup hanya dengan pemimpin yang kuat, tapi dibutuhkan juga kemauan untuk bekerja bersama.
Pemerintah daerah harus melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk anak muda dan pemangku kepentingan lainnya, dalam setiap proses keputusan.
Pemimpin yang kolaboratif mendengarkan, memberi ruang untuk ide-ide segar, dan mengakui bahwa perubahan tidak hanya datang dari atas, tapi dari setiap lapisan masyarakat. Ini harus menjadi prinsip yang dijalankan, terutama setelah pilkada yang telah menguras banyak energi politik.
Pemimpin yang hanya mengandalkan kekuasaannya sendiri tidak akan pernah membawa perubahan. Pemimpin Sinjai yang sejati adalah mereka yang mampu membangun jaringan kolaborasi antar masyarakat, pemerintah, dan anak muda untuk membangun daerah.
Pentingnya Rekonsiliasi Pasca-Pilkada
Setelah Pilkada, yang lebih penting adalah bagaimana kita melangkah bersama untuk membangun Sinjai, bukan mempertahankan perpecahan yang ada.
Pilkada hanya satu titik dalam perjalanan panjang, tetapi rekonsiliasi adalah langkah awal yang lebih besar. Pemerintah harus mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan politik sempit.
Rekonsiliasi bukan hanya soal saling memaafkan, tapi soal merajut kembali hubungan yang rusak, menyatukan perbedaan, dan meletakkan dasar bagi kerjasama yang lebih solid ke depan.
Ini adalah kesempatan untuk menghadirkan pemerintahan yang lebih inklusif dan siap mendengarkan semua pihak.
Rekonsiliasi setelah Pilkada adalah hal yang lebih penting daripada sekadar merayakan kemenangan. Ini adalah waktu untuk merangkul semua elemen masyarakat, terutama anak muda, dan membangun kesepakatan bersama demi kemajuan Sinjai.
Penutup
Pemerintahan Sinjai yang baru harus lebih berani menatap masa depan, bukan terjebak dalam ambisi politik jangka pendek. Demokrasinya bukan hanya soal kemenangan di pilkada, tapi tentang kesejahteraan rakyat dan kemajuan bersama.
Jika kita ingin Sinjai berkembang, kita harus bergerak bersama-sama -- masyarakat, pemuda, dan pemerintah -- untuk menciptakan perubahan yang sesungguhnya.
Anak muda Sinjai yang kembali bukan hanya bawa cinta, mereka membawa harapan dan perubahan. Pemerintah harus memberi ruang bagi mereka untuk tumbuh, berinovasi, dan memberikan yang terbaik untuk daerah ini. Hanya dengan kolaborasi dan rekonsiliasi yang nyata, kita bisa mewujudkan Sinjai yang lebih baik dan berkelanjutan.
Sinjai bisa maju, tapi hanya jika keberanian anak muda dan kebejiksanaan pemerintah berjalan beriringan. Tanah ini hanya akan terus menjadi saksi perpisahan demi perpisahan.
Penulis dari:
Miqdad Al Mujaddid
(Pemerhati Politik Kab. Sinjai)
Post a Comment